Wanita – wanita Calon
Penghuni Surga
Setiap muslimah pasti
ingin masuk surga untuk menuju ke sana diperlukan usaha yang sungguh-sungguh
dengan dasar iman dan takwa kepada Allas SWT. Karena dunia ini penuh dengan tipu
daya, maka kita harus selalu waspada supaya yang kita lakukan tidak sia-sia.
Jibril as. pernah berkata kepada Rasulullah saw. : “Wahai Muhammad, hiduplah
engkau seberapa pun lamanya, namun engkau pasti akan mati. Cintailah siapa saja
yang engkau sukai, namun engkau pasti akan berpisah dengannya. Beramallah
semaumu, namun engkau pasti akan mendapat balasannya.”
Setiap muslimah yang
mengumpulkan perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan, yaitu berupa pahala
di surga; begitu pula sebaliknya, setiap amal yang buruk pasti akan dibalas
dengan keburukan dalam bentuk siksaan di neraka.
Rasulullah saw. bersabda: “jalan menuju ke
neraka itu diliputi dengan hal-hal yang disenangi hawa nafsu, sedangkan jalan
menuju surga diliputi dengan hal-hal yang dibenci hawa nafsu.” (HR. Bukhari dan
Muslim, dari Abu Hurairah).
Dengan kata lain,
surga tidak dapat diraih kecuali dengan menempuh berbagai kesulitan dan neraka
tidak dapat dimasuki kecuali dengan menuruti kemauan hawa nafsu. Siapapun yang
dapat menerobos penghalang salah satu dari keduanya pasti akan memasukinya.
Salah satu tugas
mulia seorang muslimah adalah mendidik anak dan mengajarkan budi pekerti yang
baik. Tugas mulia ini adalah tugas yang utama sebagai setiap muslim yang
mengaku dirinya memeluk islam. Seorang muslimah yang berhasil mendidik anaknya
menjadi generasi yang islami, bukan hanya mengantar anak kepada kehidupan yang
mulia. Ia akan menjadi seorang muslimah yang kelak akan diizinkan meraih
surga-Nya.
Memperlakukan anak
dengan kasih sayang merupakan kewajiban bagi setiap muslimah. Kasih sayang dan
perhatian yang tercurah akan membuat sang anak merasa nyaman. Sebaliknya, si
anak pun akan menyayanginya. Anak-anak yang kita kasihi akan menjadi salah satu
jalan menuju ke surga. Anak merupakan ujian, baik ujian yang ringan hingga
menjadi ujian yang tidak mudah dihadapi. Namun kewajiban kita selaku muslimah
adalah tetap memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Rasulullah mengatakan
bahwa anak-anak tersebut kelak akan menjadi pembuka pintu surga bagi kita.
Rumah yang di
dalamnya dihuni oleh anak yatim yang diperlakukan dengan kasih sayang merupakan
sebaik-baiknya rumah. Sebaliknya rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim
yang diperlakukan dengan tidak baik maka itulah seburuk-buruk rumah,
sebagaimana sabda Rasulullah saw.: “sebaik-baik rumah di kalangan kaum muslimin
ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik;
dan seburuk-buruk rumah di kalangan kaum muslim adalah rumah yang di dalamnya
terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan buruk.” (HR. Ibnu Majah). Inilah
hadis yang menyeru kepada kita selaku muslimah untuk memelihara dan menyantuni
anak yatim. Bukan hanya kebahagiaan di dunia yang akan kita peroleh, melainkan
pahala kelak di akhirat berupa surga-Nya. Rasulullah saw. telah berjanji kepada
setiap muslimin dan muslimah yang merawat anak yatim sebagai temannya di dalam
surga.
Wanita yang salehah
adalah wanita yang pandai membahagiakan suaminya dengan baik dan taat kepadanya
setelah taat kepada Allah swt. Dengan demikian, berbakti kepada suami merupakan
ladang amalan mulia bagi setiap muslimah. Rasulullah saw. juga mensyaratkan
masuknya seorang wanita ke dalam surga atas keridhaan suami.
Dalam Islam, salam
adalah lambang kedamaian. Ucapan salam yang tulus dari seorang muslimah
merupakan doa bagi sesamanya. Bagi seorang muslimah yang mengucapkan salam
berarti ia telah memanjatkan doa kepada Allah swt. supaya orang yang
disalaminya mendapat rahmat dari Allah swt.
Memperkenalkan
nilai-nilai islam kepada anak-anak merupakan kewajiban seorang muslimah. Oleh
karena itu sejak kecil anak harus diperkenalkan dengan banyak hal yang
bermanfaat untuk memperkokoh dasar-dasar keimanannya. Salah satu yang bisa kita
lakukan adalah mengajarkannya bergaul dengan ulama. Dengan bergaul dengan mereka
anak akan terbiasa mendengar tutur kata dan melihat perbuatan yang baik. Selain
mengajarkan sikap menghormati para ulama kepada anak-anak, amal mulia ini bisa
kita tularkan kepada sesama muslimah yaitu dengan memberi contoh melalui lisan
dan perbuatan. Dengan menghormati para ulama maka kita pun akan termasuk umat
muhammad yang kelak diizinkan untuk menghuni surga-Nya.
Allah swt. memberi
kesempatan kepada seseorang untuk menjadi menjadi penghuni surga atau menjadi
penghuni neraka. Untuk menjadi muslimah calon penghuni surga, Allah menunjukkan
banyak jalan atau cara-cara yang harus ditempuh. Jangan takut jika semasa di
dunia kita ditimpa banyak cobaan yang berat. Insya Allah, jika kita
menghadapinya dengan ikhlas, cobaan-cobaan itulah yang akan menjadi pembuka
pintu surga.
Muslimah yang membaca
surat Al-Ikhlas, termasuk kedalam wanita calon penghuni surga. Surat al-ikhlas
berisi kesempurnaan sifat-sifat tuhan, dan hanya Allah yang Mahasuci dan tiada
makhluk yang menyamai-Nya. Membacanya berarti memuliakannya. Surat al-ikhlas
juga bisa menjadi bekal menghadapi tantangan kehidupan setiap muslimah.
Setiap manusia tak
pernah luput dari dosa. Jika kita menyadari akan dosa kita, segeralah memohon
ampunan kepada Allah yaitu dengan istigfar. Istigfar adalah memohon ampunan
kepada Allah swt. berisi pengakuan seorang hamba bahwa tiada yang patut
disembah dalam kehidupan ini, kecuali Allah. Sebagai manusia biasa kita wajib
mengakui seluruh dosa dan memohon ampunan kepada-Nya.
Menuntut ilmu wajib
hukumnya bagi setiap muslim. Saat ini hampir tak ada yang membatasi bahwa
perempuan dilarang menuntut ilmu. Laki-laki dan perempuan dalam islam memiliki
kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu karena mencari ilmu sama dengan
mencari jalan menuju surga. Ali ra. pernah berkata: “Barang siapa mencari ilmu,
berarti ia sedang mencari surga. Barang siapa mencari kemaksiatan, berarti ia
sedang mencari neraka.” Mencari ilmu yang dimaksudkan adalah ilmu yang
memberikan manfaat untuk kita. Yaitu ilmu yang wajib diketahui dan dipelajari
oleh setiap muslimah yang telah baligh dan berakal sehat. Allah pun akan
meninggikan derajat setiap muslimah yang menempuh ilmu dan menyampaikan kepada
orang lain untuk kebaikan.
Allah Ta’ala
menceritakan sifat ahli surga, salah satunya adalah yang mampu menahan
amarahnya (QS. Ali Imran:133). Maksudnya adalah bila mereka marah tidak
menampakkannya kepada orang lain sehingga orang lain tidak mengetahuinya.
Rasulullah saw. pernah bersabda: “barang siapa yang menahan amarahnya,
melapangkan dadanya, suka berbuat kebaikan, menyambung silaturahmi, dan
menunaikan amanatnya, maka kelak pada hari kiamat Allah akan memasukkannya ke
dalam cahaya-Nya yang paling besar.” (HR. Dailami)
Rasulullah saw.
memberikan teladan bahwa sebagai muslimah dilarang membiarkan diri kita banyak
bicara. Perbuatan yang perlu kita hindari adalah mengumpat dan menggunjingkan
sesama muslimah tentang kehidupan atau perbuatan mereka. Kadang tanpa kita
sadari bibir kita begitu mudah mencela atau menyalahkan sesama muslimah. Sikap
ini sesungguhnya memberikan keburukan bagi kita, yaitu berkurangnya pahala dan
bertambahnya dosa kita. Memelihara lisan bukanlah amalan yang sia-sia atau
tidak memberikan manfaat. Manfaat yang dapat kita rasakan semasa didunia adalah
orang-orang akan membalas setiap perkataan kita dengan kata-kata yang lembut
dan menyejukkan. Rasulullah saw. telah menjamin bahwa setiap muslimah yang
pandai memelihara lisannya maka ia akan menjadi penghuni surga.
Islam mengajarkan
kepada kita untuk bermurah hati kepada siapa saja. Sesungguhnya bermurah hati
merupakan salah satu cara menjemput rahmat Allah swt. baik ketika di dunia
maupun di akhirat. Kelak pada hari kiamat Allah swt. akan membebaskan kita dari
kesulitan-kesulitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar